Pages

Subscribe:

Friday, March 15, 2013

Quotes about Love - Part 1


  • God doesn’t give you the people you want, he gives you the people you need. To help you, to hurt you, to leave you, to love you and to make you into the person you were meant to be. 
  • Two people don’t have to be together right now, in a month, or in a year. If those two people are meant to be, then they will be together somehow at sometime in life.

  • You can’t tell someone you love them and then change your mind. That’s not how it works. Once you love someone, you’ll always love them. Isn’t there a part of you that thinks of him for no reason? They’ll always be in the back of your mind. And no matter how much you love someone else, you’ll always love them too.

  • Love isn’t about finding ‘the one’ — it’s about giving yourself to someone who will love you for who you are.

  • Love doesn't start in the morning and end in the evening. it starts when you don't need it and sometimes ends when you need it the most.

  • Live without pretending, love without depending, listen without defending, speak without offending.

     

Quotes about Life - Part 1

  • All life is an experiment. The more experiments you make, the better – Ralph Waldo Emerson.
  • When life is sweet, say thank you and celebrate. And when life is bitter, say thank you and grow
  • Life is short, so live it. Love is rare, so grab it. Fear controls you, so face it. Memories are precious, so cherish them. We only get one life, so live it!
  • In life, you are either the passenger of the pilot, it’s your decision.
  • It is said that your life flashes before your eyes just before you die. That is true, it’s called Life.
  • Before you act, listen. Before you react, think. Before you spend, earn. Before you criticize, wait. Before you pray, forgive. Before you quit, try.
  • Life and time are the best teachers. Life teaches us to make good use of time and time teaches us the value of life.
  • Live for yourself and you will live in vain. Live for others and you will live again.

  • Do what makes you happy. Be with who makes you smile. Laugh as much as you breathe. Love as long as you live.

  • Some stories don’t have a clear beginning, middle or end. Life is about not knowing, having to change, taking the moment and making the best of it, without knowing what’s going to happen next. Delicious ambiguity.

Pelangi Sehabis Hujan - Chapter 1



Rintik hujan yang mengguyur sejak malam tadi menyisakan tetes-tetes air diatas dedaunan. Pun demikian dengan jalanan yang terlihat masih basah. Jauh disana, terlihat aktivitas dari mahasiswa/i yang memasuki gerbang kampus. Hari ini merupakan hari pertama setelah libur lebaran di kampus.
Semilir angin menerpa wajahnya. Seorang gadis memasuki halaman kampus, tempatnya kuliah. Gadis itu mengenakan kaos berwarna putih dengan rok jeans berwarna hitam, panjang rok tersebut lima senti diatas lutut.  Hati gadis itu sedang diliputi oleh kekesalan kepada tunangannya. Hampir dua bulan, tunangan gadis ini tidak memberi kabar sama sekali akan keberadaannya. Sehingga membuat gadis tersebut menjadi sedih,dan  khawatir.
Segala usaha telah dilakukan oleh gadis ini seperti mencari ke rumahnya dan kantornya kemudian juga menanyakan kepada teman-teman tunangannya. Tetapi semuanya itu tidak ada hasilnya karena jawaban dari semuanya yaitu mereka tidak mengetahui keberadaan sang tunangannya. Gadis tersebut berkenalan dengan tunangannya karena tunangan gadis itu merupakan kakak dari teman baiknya dan selain itu juga tempat tinggal mereka dekat. Mereka telah bertunangan selama satu tahun, dan rencananya tahun depan mereka akan menikah.
“Ella… Gabriella,” teriak seorang pria yang memanggil gadis tersebut. Gadis tersebut sempat tidak mendengar panggilan tersebut karena dia sibuk dengan pikirannya sehingga membuat pria tersebut harus memanggil lagi.
“Jay, maaf tadi aku ga dengar kamu panggil aku,” ujar Gabriella yang menghentikan langkah kakinya dan menoleh kepada Jaydan setelah mendengar Jaydan berteriak memanggil namanya untuk kesekian kali. Gabriella mengenal Jaydan sudah lama. Jaydan Lucas Smith adalah adik kandung Frederick Matthew Smith, tunangannya, dan keduanya merupakan blasteran Inggris-China. Penampilan fisik mereka tidak banyak berbeda.Tubuh mereka sama-sama berdada bidang dan bertubuh atletis selain itu mereka juga ganteng. Tinggi badanlah yang membedakan keduanya, tinggi badan Jaydan yaitu seratus delapan puluh tujuh senti sedangkan tinggi badan Frederick yaitu seratus delapan puluh senti. Selain tinggi badan, gaya rambut mereka juga berbeda. Gaya rambut Frederick model spike, sedangkan gaya rambut Jaydan model Taylor Lautner (pemeran Jacob Black di film Twilight Saga).
Gabriella, Jaydan dan Frederick merupakan teman sepermainan semenjak Gabriella pindah dekat rumah mereka. Ya, Frederick merupakan tunangannya. Diantara mereka bertiga, dia-lah yang paling muda. Usianya beda empat tahun sama Frederick, sedangkan sama Jaydan usianya beda dua tahun.
“Gabriella Florence… lLah ini anak malah bengong lagi,” kata Jaydan yang memanggil Gabriella dengan nama lengkapnya sembari mengguncangkan bahunya.
“Oups… Maaf, Jay. Kamu sudah dapat kabar dari Frederick?” tanya Gabriella kepada Jaydan. Karena dia meminta supaya kalau Jaydan mendapat kabar dari Frederick segera memberitahunya.
“Aku belum dapat kabar dari Frederick. Aku pasti akan memberitahu kamu kalau aku mendapat kabar dari Frederick. La, apa kamu ada acara hari sabtu besok?” tanya Jaydan sambil jalan menyesesuaikan langkah kakinya dengan Gabriella.
“Hm…,” ujar Gabriella. Yah, memang semenjak Frederick menghilang Jaydan lah yang selalu mengajak dia keluar rumah walaupun dia rada malas keluar rumah.
“Aku ada undangan di Hotel Mulia. Aku ingin kamu ikut dengan aku,” ujar Jaydan.
“Hmm…,”
“Ayolah. Mungkin Frederick ada urusan yang urgent banget kali, makanya dia sampai tidak sempat menghubungi kamu,”
“Ya…. Tapi dia sama sekali tidak pernah kaya begini. Yang tidak menghubungi aku sama sekali,”
“Sudahlah, lagian nanti kan dia juga balik lagi. Kamu mau menemani aku kan?” tanya Jaydan penuh harap. Semoga Gabriella mau ikut, kata Jaydan dalam hati . Semenjak Frederick menghilang tanpa kabar, dia melihat Gabriella telah banyak berubah, lebih banyak murung, tidak konsentrasi dan yang terutama dia jadi lebih pendiam, jarang tersenyum. Padahal Jaydan menyukai Gabriella karena salah satunya yaitu senyumannya. Senyum Gabriella cantik sekali bahkan lebih cantik dari senyum Monalisa. Dia juga melihat kalau Gabriella terlihat lebih kurus dibanding dua bulan lalu.
“Baiklah, jam berapa kamu jemput aku?” ujar Gabriella.
“Jam enam sore, aku jemput kamu. Kamu sekarang ada mata kuliah apa?”
“Calculus,”
“Aku ikut masuk ke kelas kamu ya,” kata Jaydan begitu melihat bahwa mereka telah sampai di kelas yang mau dituju oleh Gabriella.
Gabriella melangkahkan kakinya memasuki kelas tersebut, dia tidak menjawab pertanyaan Jaydan. Dia menaruh tasnya dibangku, kemudian disusul oleh Jaydan yang juga melakukan hal yang sama dengannya.
Kemudian mereka sama-sama diam,  keduanya termenung dengan beribu pikiran yang tidak menentu. Pikiran Gabriellan tertuju ke tunangannya, sedangkan pikiran Jaydan mengkhawatirkan orang disebelahnya. Tetapi itu tidak berlangsung lama, karena tidak lama kemudian dosen masuk ke ruang kuliah dan mulai mengajar.
Selama dosen menerangkan mata kuliah Calculus, Jaydan terus melirik Gabriella. Dia sangat mengkhawatirkan Gabriella. Nun jauh disudut relung hatinya, dia sangat menyayangi Gabriella. Dia tidak tahan melihat Gabriella terus menderita karena Frederick. Bagi dia, kebahagiaan Gabriella lah yang terpenting.
Syukurlah pikir Jaydan begitu melihat Gabriella sedang mencatat mata kuliah yang diberikan oleh dosennya. Pikirannya melayang ke beberapa tahun lalu, ketika dia baru pertama kalinya dia berkenalan dengan Gabriella, gadis manis yang berlesung pipit. Ketika itu, orang tuanya memutuskan pindah rumah dari daerah Gunung Sahari ke Kelapa Gading. Rumah orang tuannnya dengan rumah orang tua Gabriella bersebelahan.
Selain itu, sewaktu dia memasuki Sekolah Menengah Pertama, di sekolah inilah dia mengenal Gabriella karena sama-sama terlibat dalam kegiatan OSIS. Sejak saat itulah mereka berdua tidak terpisahkan. Sampai akhirnya, Gabriella menjalin hubungan dengan Frederick, Jaydan tetap berteman baik dengan Gabriella.
“Ok, Saudara/I sekalian, bulan depan sudah akan dimulai pertukaran mahasiswa/I ke London. Dimana kalian yang sudah terpilih harus mengikuti pelajaran disana selama setahun, sesudah setahun kalian akan kembali ke Jakarta dan menyusun thesis. Thesis kalian tersebut yang merupakan ukuran bagi nilai kelulusan kalian. Dan nama-nama yang saya sebutkan nanti menghadap ke saya yaitu Daisy, Kevin, Gabriella, ” ujar Dosen yang membuyarkan pikiran Jaydan. Lalu dosen meninggalkan ruangan setelah pemberitahuan.
"Kamu mau ke ruangan Pak Andre ya? Tanya Jaydan
"Iya. Kamu kalau ada urusan, pulang aja. Nanti aku bisa pulang sendiri koq," kata Gabriella
"Aku tungguin kamu di kantin selama kamu ke ruangan Pak Andre. Take your time," kata Jaydan
"Ah kamu baik banget. Ok, Jay. Thanks. Nanti kalau sudah selesai, aku langsung ke kantin. See you,” kata Gabriella.
Jaydan menuju ke kantin kampus untuk menunggu Gabriella yang sedang menemui dosennya. Setelah selesai urusannya yang berkaitan dengan dosen tersebut, Gabriella berjalan keluar dari ruangan dosen menuju kantin kampus.

Pelangi Sehabis Hujan - Chapter 2

Sesampainya di kantin, Jaydan melihat ke sekeliling kantin. Dia mencari bangku kosong yang menghadap ke arah taman. Dia melangkahkan kaki menuju meja tersebut.
Sangat sulit untuk mendengar di dalam kafetaria karena bising dan AC menyala cuma sudah tidak dingin lagi.. Tercium bau yang menyengat dari makanan yang digoreng dan kulit yang berkeringat di udara.

Let the world
Stop turning
You don't have to do this alone
Cause I'm right here
I'm right here standing by you
You don't have to do this alone
Cause I'm right here
I'm right here
Always for you, you
I'm right here standing by you
I'm standing by you.

Lagu dari Boyzone yang berjudul "Right Here Waiting" berkumandang memenuhi kantin. Lagu ini menggambarkan suasana hati Jaydan belakangan ini, lagu tersebut membuat pikiran Jaydan melayang ke beberapa tahun silam. Selama tiga tahun ini , Jaydan memendam rasa sukanya kepada Gabriella. Semua perasaan itu datang dari suatu kebersamaan yang mereka lalui. Rasa suka itu makin terus berkembang dari hari ke hari. Dia baru merasakan ketertarikan kepada Gabrilla ketika suatu malam dia mengajak Gabriella ke pesta pernikahan teman kuliahnya. Waktu itu Gabriella menggunakan mini dress, gaun berwarna hitam yang sederhana dengan belahan rendah.
Gaun itu begitu pas dipakai oleh Gabriella sehingga setiap lekuk tubuhnya terlihat menggoda, terlebih payudara Gabriella yang mengundang kekaguman bahkan oleh kaumnya sendiri. Tubuh Gabriella laksana gitar spanyol, yang membuat setiap mata lelaki bakal meliriknya. Tidak dipungkiri itulah yang membuat getaran ketertarikan di hatinya. Kerinduan yang dirasakan pada Gabriella begitu besar yang terus makin bertambah dari hari ke hari, membuat Jaydan bagaikan tercekik
Selama di pesta, Jaydan harus menahan nafsu birahinya terhadapa Gabriella. Dia takut tatapan mata liarnya tertangkap ketika melihat belahan dada Gabriella yang begitu ranum dan menggoda. Dia takut nafsu birahinya akan membuat hubungan pertemanannya dengan Gabriella menjadi retak hanya karena nafsu liarnya semata. Di usianya yang ke dua puluh dua tahun, Jaydan sudah mengenal yang namanya sex.  Dia diperkenalkan sex oleh mantan pacarnya. Dan itu menjadi candu baginya. Dan sepengetahuan Jaydan bahwa Gabriella masih perawan, maka dari itu dia berusaha menahan nafsu liarnya.
Sejak Jaydan melihat Gabriella pada malam itu, Gabriella telah menjadi obyek khayalannya dalam menyalurkan nafsu seksualnya setiap kali dia tidak bisa tidur.
Jaydan mencium Gabriella secara intens. Ketika dia mencium Gabriella, tangannya menggerayangi tubuh Gabriella.  Tangannya membelai payudara Gabriella, sehingga membuat puncak payudara Gabriella menjadi tegang.
Jaydan meremas payudara Gabriella dari luar kemeja Gabriella. Jaydan membuka kancing kemeja Gabriella satu persatu hingga akhirnya keliatan payudara Gabriella yang masih terbalut bra hitam.
Lalu Jaydan membuka kaitan bra Gabriella, sehingga Jaydan bisa melihat dua gundukan payudara Gabriella yang besar dengan puncak payudara berwarna merah. Tangan Jaydan meremas lembut payudara Gabriella dan memainkan putingnya. Lenguhan demi lenguhan terdengar dari mulut Gabriella. 
Ciuman panas Jaydan turun ke leher Gabriella. Jaydan menciumi leher hingga telinga Gabriella. Sesekali Jaydan menjilati daun telinga Gabriella dan nampaknya nafsu Gabriella semakin menjadi-jadi. Jaydan tidak puas hanya menjilati daun telinga, dia pun memasukkan ujung lidahnya ke dalam lubang telinga Gabriella, sehingga Gabriella semakin menggelinjang tidak terkendali. Kemudian ciuman Jaydan turun ke payudara Gabriella. Jaydan menggagumi payudara Gabriella yang begitu indah, payudara yang nampak sempurna dihadapannya. Segara bergantian Jaydan mencium, menjilat dan mengulum payudara dan puncak payudaranya.
”Jaydan… Jay, aku sayang kamu," Gabriella mengerang. Jaydan bisa merasakan tangan Gabriella di kepalanya, jari Gabriella menyusup di antara rambutnya. 
Pagutan dan jilatan Jaydan seakan membakar setiap pori-pori Gabriella sehingga Gabriella merasa semakin panas membara, dia pun menekan kepala Jaydan semakin mendekat, sehingga kepala Jaydan terbenam dalam payudara Gabriella yang begitu kenyal.
Setelah bosan bermain dipayudaranya, secara perlahan Jaydan membuka rok Gabriella yang masih dipakai, sehingga nampaklah celana dalam (g-string) hitam Gabriella yang membalut pusat kewanitaannya. Jaydan sengaja tidak meminta g-string yang dipakai oleh Gabriella, dibuka karena Jaydan tidak mau terburu-buru. Akhirnya saat ini Gabriella hanya mengenakan g-string warna hitam. Kemudian Jaydan menciumi kedua pahanya secara bergantian sementara itu kedua tangan Jaydan berada dibokongnya dan meremas bokongnya tersebut dengan lembut. Ciuman Jaydan naik ke bawah perutnya. Jaydan ciumin dari luar celana dalam nya kemudian Jaydan buka belahan kakinya sehingga tepat diwajah Jaydan sekarang sudah ada bongkahan Kewanitaannya yang masih tertutup celana dalamnya yang berwarna hitam. 
".... Krrriiingggg...." 
Jaydan terkejut dan ternyata semua itu hanya mimpi, mimpi yang begitu terasa nyata tetapi harus buyar dikarenakan alarm dia berbunyi yang membangunkan dia dari tidurnya. Ya, dia masih menginginkan Gabriella walaupun Gabriella sedang menjalin hubungan dengan kakaknya, Frederick.
Ingatan akan mimpi tersebut harus berkecamuk dalam ingatannya, seakan tidak ingin dia melupakan walaupun satu momen sekalipun kebersamaannya bersama Gabriella. 
Sejenak kemudian, sebuah sentuhan halus dari tangan Gabriella di pundaknya membuyarkan lamunannya.
"Jay, maaf kamu jadi nunggu lama. Tadi dosennya kasih pengarahan dulu," ujar Gabriella yang tatapannya seolah meminta maaf kepada Jaydan yang telah menunggunya begitu lama. Jaydan tidak menyadari kalau Gabriella telah duduk disisinya.
“Oh, ngga apa-apa koq, La. Lalu dosennya bilang apa aja? ” Tanya Jaydan. Dari tempatnya, tercium wangi parfum Chanel’s Chanel No. 5. Aroma parfum yang dipakai oleh Gabriella sangat menggoda dan membuat kejantanan Jaydan mengeras. Jaydan berusaha menghiraukan wangi tersebut untuk meredakan kejantanannya yang mengeras.
"Biasa lah, dosen nya cuma memberi info bahwa aku diikutsertakan dalam program pertukaran mahasiswa selama setahun di Inggris. Dan nanti setelah selesai program tersebut, aku mempunyai dua pilihan yaitu tetap disana untuk lanjut Master atau kembali ke Jakarta," terang Gabriella.
"Maksudnya stay disana itu apa?" Tanya Jaydan.
"Jadi program itu merupakan pengganti sidang. Karena nanti begitu selesai program tersebut, kita diwajibkan buat tesis dan tesis tersebut yang menentukan kelulusan kita. Dan jika kita memilih tetap disana, maka kita tidak bisa ikut wisuda. Tetapi kita tetap mendapat ijazah kelulusan," ujar Gabriella.
“Mendapat ijazah kelulusan? Bagaimana caranya?” tanya Jaydan.
“Ya, nanti pihak kampus akan mengirimkan ijazah kita,” ujar Gabriella.
“Oh, begitu. Lalu kamu dapat Negara mana untuk pertukaran tersebut?. Dan kamu sesudah selesai program tersebut apakah akan menetap disana atau kamu akan kembali ke Jakarta? ” tanya Jaydan.
“Tadi dosennya bilang kalau negara yang aku tuju itu adalah Inggris. Aku pengennya menetap disana, tetapi ortu aku mungkin tidak setuju. Lihat nanti saja,"  ujar Gabriella.
"Oh iya, kita keasikan mengobrol sampai lupa kalau kita belum makan. Aku pesan lunch buat kamu dulu yah ?" tanya Jaydan.
"Boleh. Aku juga sudah lapar banget," ujar Gabriella.
"Ok, jadi kamu mau makan apa? Aku mau pesan nasi hainam karena tadi lihat ada yang jual nasi hainam, dan kelihatannya menarik. Apa kamu mau nasi hainam juga?  ," ujar Jaydan.
"Hm.. Boleh deh nasi hainam," ujar Gabriella.
"Ok, bentar ya, anak manis," ujar Jaydan yang kemudian memanggil pelayan untuk memesan menu. Jaydan memesan dua porsi nasi hainam, untuk dia dan Gabriella.
Selama menunggu pesanan mereka datang, mereka melanjutkan berbincang-bincang dan bercanda. Keakraban di antara mereka sudah semakin terlihat, bagi orang lain yang melihatnya pasti sudah menduga kalau mereka adalah sepasang kekasih yang sedang berpacaran.
Pelayan menyiapkan pesanan sesuai dengan yang mereka pesan yaitu dua jus jeruk dan dua nasi hainam. Lalu mereka menyantap makanan yang disediakan oleh pelayan tersebut. Setelah mereka selesai makan, mereka berjalan menuju parkiran mobil Jaydan. Jaydan membukakan pintu penumpang disebelahnya untuk Gabriella. Jaydan menyalakan mesin mobil, dan kemudian Jaydan mengantar Gabriella sampai rumahnya. Selama dalam perjalanan pulang, Gabriella lebih banyak diam di dalam mobil. Dan sewaktu Jaydan menanyakan beberapa hal, Gabriella hanya menjawab sepatah dua patah kata.
"Jay, thanks sudah anter aku pulang," ujar Gabriella sesampainya di depan rumahnya. Lalu Gabriella membuka pintu mobil, menuju rumahnya.
Setelah Gabriella benar-benar masuk kedalam rumah, barulah Jaydan meninggalkan rumah Gabriella menuju rumahnya.
Gabriella sengaja tidak menawarkan Jaydan untuk mampir masuk ke dalam rumahnya dulu, karena keadaan sudah agak malam saat itu, karena jalan yang mereka lalui tadi sangat macet karena adanya kecelakaan lalu lintas.